Mahasiswa FPIK UB Tanam 220 Bibit Mangrove di Pasuruan

Wujud Nyata Peduli Lingkungan, Warga Desa Watuprapat Siap Lanjutkan Program di 2026

PASURUAN – Sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan pesisir, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) kelompok 20 menggelar aksi tanam mangrove bersama masyarakat Desa Watuprapat, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

Sebanyak 220 bibit mangrove jenis Rhizophora stylosa ditanam secara gotong royong oleh mahasiswa, warga, dan perangkat desa. Kegiatan ini menjadi pionir awal dalam program rehabilitasi kawasan pesisir yang dirancang berkelanjutan.

“Kami sangat mendukung kegiatan ini. Mahasiswa telah memberi contoh bahwa menjaga alam bisa dimulai dari tindakan kecil tapi konsisten. Tahun 2026, masyarakat akan melanjutkan penanaman secara mandiri,” ujar Jumarno, Ketua Kelompok Nelayan Desa Watuprapat.

Mangrove Pilihan Sesuai Karakter Pesisir

Jenis mangrove yang ditanam, Rhizophora stylosa, dipilih karena kesesuaiannya dengan substrat tanah pesisir Watuprapat yang berpasir dan berlumpur. Tanaman ini dikenal memiliki daya adaptasi tinggi terhadap daerah pasang surut, serta berperan penting sebagai penyerap karbon, pelindung alami dari abrasi, dan habitat biota laut.

Teknik penanamannya pun sederhana. Bibit cukup ditopang dengan ajir bambu agar tetap tegak dan stabil di tengah hempasan air laut, sehingga mudah dibudidayakan oleh masyarakat.

Edukasi dan Harapan Keberlanjutan

Tak hanya menanam, mahasiswa juga melakukan sosialisasi singkat mengenai pentingnya hutan mangrove bagi ketahanan lingkungan pesisir. Warga diberikan panduan perawatan bibit agar tanaman tumbuh optimal dan membentuk kawasan hutan mangrove baru.

Program ini dirancang tidak berhenti sebagai kegiatan simbolis, melainkan menjadi gerakan berkelanjutan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Tahun 2026, penanaman akan diperluas sebagai bagian dari program tahunan berbasis masyarakat.

“Aksi ini bukan hanya soal menanam pohon, tapi juga menanam kesadaran,” ujar salah satu mahasiswa peserta KKN-T.

Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, Desa Watuprapat kini menapaki langkah awal menuju pesisir yang lebih hijau dan tangguh menghadapi perubahan iklim. (El)

Comments
Share it :