
PONOROGO — Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun ketahanan pangan berbasis keluarga. Menepis anggapan bahwa bertani dan beternak harus dilakukan di lahan luas, Bupati Sugiri memberikan contoh nyata dari rumah dinasnya, Pringgitan, dengan memanfaatkan ruang sempit untuk budidaya ayam petelur dan tanaman pangan.
Di halaman belakang Pringgitan, puluhan ekor ayam petelur dipelihara secara sederhana. Setiap hari, telur-telur segar dipanen, menjadi bukti bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari skala terkecil. “Tidak perlu hektaran. Cukup dua atau tiga ekor ayam, beberapa pot tanaman, atau kolam kecil. Yang penting berkelanjutan dan memanfaatkan potensi yang ada,” ujar Sugiri saat mengajak awak media berkeliling, Senin (13/10/2025).
Langkah ini menjadi respons konkret Pemkab Ponorogo terhadap lonjakan harga pangan dan tantangan ekonomi rumah tangga. Sugiri menegaskan, masyarakat tak perlu menunggu modal besar untuk memulai. Fokus pada kebutuhan sehari-hari dan sumber daya yang tersedia sudah cukup untuk menciptakan dampak nyata.
“Punya lahan sempit? Tanami sayuran. Beternak ayam petelur. Yang penting ada aksi, bukan hanya rencana. Hasilnya harus nyata, manfaatnya langsung terasa,” tegasnya. Ia juga mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengadopsi model usaha skala rumahan yang mendukung rantai pasok lokal.
Gerakan ini selaras dengan program “Nandur Panguripan” yang digagas Pemkab Ponorogo, serta pembangunan infrastruktur pertanian seperti sumur dalam. Di tengah keterbatasan lahan, khususnya di wilayah perkotaan, pertanian pekarangan menjadi solusi jitu.
Selain mencukupi kebutuhan gizi keluarga, model ini juga berpotensi mengurangi pengeluaran rumah tangga dan membuka peluang ekonomi baru. Hasil panen bisa dijual ke tetangga atau pasar lokal, menciptakan siklus ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.
Lebih dari sekadar hasil panen, Sugiri berharap gerakan ini memupuk semangat gotong royong dan kesadaran lingkungan.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal makan. Tapi juga soal kebersamaan, kemandirian, dan cinta terhadap lingkungan,” tutup Bupati dua periode ini.
Inisiatif Sugiri Sancoko menjadi inspirasi bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil—dari pekarangan rumah sendiri.
“Mari kita menanam semangat, menanam harapan dan menanam masa depan,” pungkas bupati Sugiri. (adv/el)